Tuesday, September 26, 2006
Membentuk Watak
Oleh : Hamzan Soelman Nurie*
Manusia tergantung pada awal proses berpikirannya. Pikiran manusia pun dipengaruhi oleh hati nurani, sehingga pemikiran yang benar hanya di peroleh jika mata hati kita terbuka dan bersih. Dari analogi di atas, dapatlah kita ambil suatu pelajaran. Bahwasanya nasib berada pada tangan manusia itu sendiri. Bahwa tindakan kita hasil dari pemikiran kita, sedangkan kebiasaan kita adalah hasil dari tindakan kita, nasib kita juga hasil dari kebiasaan (karakter) kita.
Untuk itu, mari kita upayakan untuk tahu apa yang kita inginkan dari mengubah pikiran, sikap, dan perilaku untuk membentuk pribadi yang efektif guna mencapai sukses sejati. Dan mari kita rancang nasib kita, di sertai dengan do'a semoga Allah Swt. menjadikan nasib yang akan kita rancang ini di tentukan Allah Swt. sebagai takdir.
Jati diri adalah langkah awal untuk membentuk watak kita . Dengan memudarnya, redupnya bahkan hilangnya jati diri kita, berarti pudar, redup bahkan hilang pula watak untuk dapat memperbaiki diri kita. Salah satu yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki kehidupan beragama kita lebih dulu. Kita harus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt., kita luruskan kehidupan beragama dengan menjalankan sikap dan prilaku yang sesuai dengan ajaran agama dari waktu ke waktu. Bagi yang terlanjur berbuat banyak salah, sebaiknya bertaubat kepada Allah Swt. Kita bersyukur kepada Allah yang Maha Pengasih, Penyayang dan Pengampun. Oleh karena itu, kita harus mengubah watak kita dengan memperbaikinya terlebih dulu.

Ada asumsi mengatakan bahwa manusia yang sudah berumur 40 tahun sudah tidak bisa merubah wataknya lagi, bahkan ada ungkapan dalam Bahasa Jawa yang mengatakan "nek watuk iso diobati nek watak ora iso diobati" (kalau batuk bisa diobati tapi kalau watak tidak bisa di obati.). Akan tetapi, pada kenyataannya watak itu bisa di ubah. Karena watak terbentuk sebab adanya faktor/hasil, ajaran, pengalaman hidup atau pengaruh lingkungan. Dan watak itu akan menyatu dengan diri kita, jika ia sudah berumur lama. Memang merubah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam diri kita tak semudah kita membalikan kedua belah tangan, semua itu perlu proses. Semua kembali pada diri individu masing-masing. "Innakum a'lamu bi umuri dunyâkum".

When wealth is lost, nothing is lost
When health is lost, something is lost
When character is lost, everything is lost
* Sek.Redaksi
 
posted by iqra at 4:41 AM | Permalink |


0 Comments: