Oleh : Iyon El-Ngabari*
Mengingat arus perubahan masyarakat dewasa ini berlangsung sangat cepat dan radikal, sebagai konsekwensi dari arus globalisasi tersebut. Ditambah arus reformasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan secara cepat di semua sektor di Negri Indonesia tercinta. Ditengah-tengah perubahan ini Pondok Pesantren Walisongo (PPWS) haruslah meneguhkan kembali identitas dan paradigma gerakannya. Agar ditengah-tengah perubahan tersebut PPWS tidak hanya berposisi sebagai obyek perubahan, bahkan menjadi sebuah subyek perubahan yang berpengaruh secara signifikan didalam fenomena perubahan.
Mengingat arus perubahan masyarakat dewasa ini berlangsung sangat cepat dan radikal, sebagai konsekwensi dari arus globalisasi tersebut. Ditambah arus reformasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan secara cepat di semua sektor di Negri Indonesia tercinta. Ditengah-tengah perubahan ini Pondok Pesantren Walisongo (PPWS) haruslah meneguhkan kembali identitas dan paradigma gerakannya. Agar ditengah-tengah perubahan tersebut PPWS tidak hanya berposisi sebagai obyek perubahan, bahkan menjadi sebuah subyek perubahan yang berpengaruh secara signifikan didalam fenomena perubahan.
PPWS saat ini telah mengalami pergantian kepemimpinan. Lima tahun sebelumnya dipimpin oleh KH. Zainuddin, M.Ag., K. Imam Hidayat S.Ag. dan Drs. K.H. Hariyanto, MA. dipindah amanahkan kepada K.H. Heru Saiful Anwar, MA., Drs. H. Moh. Ihsan, M.Ag. dan K. Imam Hidayat, S.Ag. Dibawah kendali beliau-beliaulah wajah PPWS lima tahun kedepan. Tepat pada tanggal 18 juni 2006, PPWS kembali meluluskan alumni-alumni baru generasi ke-40. Dengan demikian semakin banyak dan besar SDM yang mengemban amanah perjuangan PPWS itu sendiri. Himpunan Alumni Keluarga Besar Pondok Pesantren Wali Songo (HAKPW) tidak terlepas dari tanggung jawab amanah yang diemban oleh PPWS, karena HAKPW merupakan perpanjangan tangan dari perjuangan PPWS, tidak terkecuali HAKPW cabang Cairo yang berada ditengah-tengan dinamika masisir.
Ancaman terbesar didalam organisasi modern adalah pada internal organisasi itu sendiri (Djayadi, 2004). Salah satu kelemahan yang sering dan banyak didiskusikan oleh alumni-alumni PPWS adalah masalah efektifitas dan efesiensi gerak HAKPW sebagai lembaga. Kita sering terjebak dengan istilah-istilah “organisasi hidup dan organisasi mati” bahkan kita sering mendengar kata-kata “Organisasi jenis apakah HAKPW ini?”. Dan juga ada pernyataan “kemana penghuni HAKPW saat ini?”. Istilah dan pernyataan tersebut tidak lain ditujukan untuk HAKPW. Hal-hal semacam itu tidak sepatutnya kita perdebatkan karena hanya akan membuang-buang waktu. Saat ini kita butuh pergerakan. “Bergerak, bergerak dan bergerak” bukan hanya sekedar berbicara omong kosong belaka ataupun menunggu berdiam diri sampai datangnya “Sang-Pembaharu HAKPW” datang. Pergerakan tersebut Insya Allah sudah dimulai dari sejak berdirinya HAKPW di daerah-daerah di Indonesia sendiri pada umumnya dan di Cairo khususnya. Tinggal kita pada saat ini meneruskan tongkat estafet pergerakan HAKPW dikancah perjuangan baik yang ada di Indonesia maupun di Masisir khususnya. Bukankah Sebuah organisasi besar adalah organisasi yang mampu bertahan dan berjalan ditengah arus lingkungan yang kencang melawan misi dan eksistensinya. Sebuah organisasi besar pastilah tidak menyalahkan perkembangan lingkungan yang menghambat misi. Disinilah tantangan dakwah itu terjadi.
HAKPW cabang Cairo kini beranggotakan sekitar 40-an mahasiswa. Jumlah ini merupakan jumlah yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan HAKPW yang berada di luar negri lainnya. Hal ini merupakan kabar gembira bagi ngabarians, tinggal bagaimana kitamengembangkan SDM itu sendiri. Bukankah keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya banyak dipengaruhi oleh kualitas SDM yang dimilikinya?. Dengan demikian akan mempermudah gerak laju HAKPW kedepan. Di Masisir HAKPW sudah bergerak lebih dari sewindu, selama rentan waktu itu HAKPW berperan sebagai penyambung sillaturrahim antar alumni yang meneruskan studinya di Negri Piramid ini. Tentunya melihat perkembangan dinamika organisasi masisir, wadah sillaturrahim masih relevan untuk terus diperjuangkan HAKPW, hanya saja pada saat ini kita perlu membungkus wadah tersebut agar kelihatan lebih menarik. HAKPW di Malang yang lebih dikenal dengan kota pelajar, mereka membungkus wadah sillaturrahim dengan kreatifitas yang mereka kembangkan. Seperti, mereka memulai usaha kecil-kecilan bersama, disamping mereka disibukkan dengan kegiatan-kegiatan kampus yang melelahkan, mereka masih menyisihkan waktu untuk berkumpul bersama.
Sekaranglah saatnya untuk membuat strategi-strategi “tandingan” dalam rangka memenangkan misi dalam singgungan lingkungan yang tidak kompromi lagi. Yakinlah memenangkan sebuah pertarungan bukan dengan mengutuk arus lingkungan yang tak terkendali. Memenangkan pertarungan adalah dengan strategi yang dinamis, progresif dan terencana. Mari kita bersama-sama bergandeng tangan menuju pembaharuan. Wallâhul Muwâffiq ilâ aqwâmi tharîq.
* Pimred IQRA’ 2006-2007
Best casino games on PC & Mac: How to play free slots
Looking 화성 출장안마 to play online slot machines online for 익산 출장마사지 free? Look no further for info on the best 인천광역 출장마사지 free slot machines 하남 출장샵 online 고양 출장마사지 for Mac and iPhone.